Persembahan Kelompok Dua Planologi Undip 2011

Minggu, 03 Juni 2012

Skenario Film


Scene 1
Waktu    : 20 detik
Tempat  : Ruang tamu rumah Indra
Icha, Karolina, Indra, Ivan, Tya sedang berkumpul di rumah Indra. Wajah mereka tampak bosan karena tidak ada yang menarik untuk dilakukan.
Icha        : Ah! Bosen nih! Main yuk! Kemana gitu?
Ivan        : ”Enaknya kemana ya...”
Icha        : “Gak tau...”
Tya        : Yah...
(kembali bosan)
Icha       : “Ah! Beneran nih! Ayo main!”
Karolina : ”Liat pameran aja yuk?”
Tya        : ”Dimana?”
Karolina : “Tadi aku lihhat di majalah, mana ya?” (sambil mencari-cari di tumpukan majalah)
Tya        : “Ini?” (mengangkat majalah dan menunjukkan poster pameran)
Karolina : “Iya, ini.” (menunjuk majalah)
Indra      : “Coba lihat.” (mengambil majalah)
Icha       : “Mana? Mana? Aku juga mau lihat.”
Ivan       : “Yaudah, kita kesana aja yuk?”
Icha       : “Nah, sekarang gimana cara kita sampai ke sana?”
Ivan       : “Ada yang punya ide?”
Tya        : “Gimana kalau kita naik bus? Aku sering kok naik bus, ongkosnya murah.” (setelah bicara lalu membayangkan)

Scene 2
Waktu    : 35 detik
Tempat  : Simpang Lima
Di dalam imajinasi mereka, lima sekawan naik ke dalam bus lalu duduk menikmati fasilitas bus tersebut. Si Icha duduk tenang, si Tya bahkan sempat tidur di bus, si Karolina yang dapat melihat-lihat pemandangan diluar kaca bus. Si Indra yang mengobrol dengan Ivan.
Scene 3
Waktu    : 25 detik
Tempat  : Ruang Tamu Rumah Indra
Tya                    : “Bagaimana? Serukan? Gak buruk kan? “
Icha                    : “Kayaknya menarik juga.. “
Ivan                    : “Kayaknya sih aman ”
Karolina             : “Aku setuju“
Indra                  : “Tunggu dulu! Aku gak mau naik itu! Konyol pasti nanti... “
(mulai membayangkan)
Scene 4
Waktu    : 55 detik
Tempat  : Pinggir jalan dekat rumah Indra
Mereka mulai berimajinasi, lima sekawan mengunggu bus, ketinggalan bus, lari mengejar, kena asap bus, menunggu lagi, dapat bus, naik, penuh kemudian mereka berdiri, desak-desakan, panas, si Indra ngomel, si Ivan diam aja, si Icha miris, si Karolina dan si Tya saling memandang (meratapi nasib).
Scene 5
Waktu    : 30 detik
Tempat  : Ruang tamu rumah Indra
Ivan                   : ”Masa sih?”
Indra                  : “aku gak mau naik  bus! Itu merepotkan! “
Icha                   : “Ok, mungkin itu bukan ide yang bagus menurut INDRA, lalu sebaiknya kita naik apa? Bagaimana KAROLINA, kamu ada usul? “
Karolina             : “Bagaimana kalau angkot? “
Tya                    : “Emang ada angkot yang ke arah Simpang Lima? “
Karolina             : “Pastinya! walau harus berganti angkot dua kali tapi enak kok dan angkot pasti dapat tempat duduk“
(mulai membayangkan)
Scene 6
Waktu    : 35 detik
Tempat  : Angkot
Mereka berimajinasi, lima sekawan menaiki angkot (sepi) mereka bebas memilih tempat duduk nyaman, si Indra dan Ivan duduk dipojok dengan jendela angkot terbuka lebar sehingga angin menerpa. Si Tya duduk di samping supir dimana dia bisa melihat pemandangan. Si Karolina dan si Icha bahkan bisa berfoto-foto, penumpangnya tidak marah.
Scene 7
Waktu    : 55 detik
Tempat  : Ruang tamu rumah Indra
Tya                 : “Wah, kayaknya asik juga naik angkot! Aku belum pernah naik angkot. “
Ivan                 : ”Aku juga...”
Icha                 : “Serius??? Wah kamu harus coba naik angkot  Ty, walau nggak persis sama seperti yang diomongin Karolina, angkot itu asik.. apalagi supirnya terkadang ada yang baik banget!“
Karolina          : “Kamu setuju ideku ga, Ty? “
Tya                 : “Aku ikutan! “
Karolina          : “Ndra? “
Indra               : “………“
Karolina          : “Gimana? Setuju gak kalau kita naik angkot? “
Indra               : “Kayaknya lebih baik aku jalan kaki “
ICHA               : “Ayolaah..! kenapa lagi sekarang? “
INDRA            : “Angkot itu terlalu kecil dan menurutku bakal mengesalkan kalau harus duduk diangkot berlama-lama“ (mulai membayangkan)
Scene 8
Waktu    : 75 detik
Tempat  : Angkot
Di imajinasi mereka, lima sekawan menaiki angkot (sepi) mereka bebas memilih tempat duduk juga. Lalu ada penumpang (Dewa) duduk disebelah Indra, wajahnya capek, lama-lama penumpang tersebut tertidur dipundak Indra, lalu mendengkur dan air liurnya menetes di pundak Indra, si Indra kesal, bergerak ke samping untuk menjauh namun menabrak / menyenggol ibu-ibu yang kemudian melotot padanya (Puput). Supir yang tiba-tiba mengerem mendadak, si Icha, Tya Dan Karolina yang kemudian kaget. Setelah mereka turun mereka juga harus menunggu angkot kedua yang ternyata sangat lama sehingga membuat si Indra marah-marah, si Icha sampai beli minum dan keluar lagi namun angkot belum juga datang.
Scene 9
Waktu    : 2 menit
Tempat  : Ruang tamu rumah Indra
Indra                    : “Aku mending jalan kaki aja deh
Ivan                     : ”Woi capek ndraaa!”
Icha                     : Sepengetahuanku, naik angkot tuh nggak pernah sebegitunya deh kayak yang kamu bilang.“
Indra                    : “Lho, kita harus selalu melihat setiap sisi kan? “
Tya                      : Untunglah aku belum pernah naik angkot“ (bersyukur, sambil mengelus dada)
Karolina               : “Naik angkot gak separah itu kok! Sumpah deh! “
Ivan                     : ”Daripada jalan kaki juga sih”
Indra                    : “Lebih baik antisipasi sama yang paling buruk kan? “
Tya                      : “Aku setuju sama Indra! “
Icha                     : “Karena kamu memang belum pernah naik Ty! Dulu aku sering naik angkot pulang sekolah, biasa aja kok nunggu itu wajar, siapa yang tau kan kalau angkot itu lagi ramai atau enggak? “ (agak marah, jengkel lebih tepatnya)
Indra                    : “Aku tetep gak mau nyobain“ (membuat gerakan tangan)
Icha                     : “Jadi kamu belum pernah naik angkot juga? “ (pandangan beralih ke Indra)
Indra                    : “begitulah“ (sambil membuat gerakan bahu)
Tya                      : “terus kesimpulan burukmu itu datang dari mana?“ (bingung)
Indra                    : “TV? “ (dengan wajah polos)
Ivan                     : ”Nggak koran sekalian?”
Karolina               : “Sudahlah! Terserah kalian ! “ (agak kesal )
Icha                     : “Ok,ok aku punya ide yang lebih baik! Kita naik BRT! “
Tya                      : “BRT? “
Icha                     : “Iya, BRT (Bus Rapid Transit) sejenis Transjakarta“
Tya                      : “Aha!  I see
Karolina               : “Iya tuh, bener juga, soalnya kita nggak punya pilihan lain lagi. Gimana?
Icha                     : Iya, cuma ada bus, angkot, dan terakhir BRT (transsemarang) yang ke arah Simpang Lima. “
Karolina               : “Well, aku belum pernah naik itu, aku mau! “
Icha                     : “BRT nyaman kok, ada AC nya juga jadi si Indra gak akan kepanasan.”
Scene 10
Waktu    : 55 detik
Tempat  : halte BRT dan BRT
Mereka berimajinasi, lima sekawan membeli karcis, lalu menunggu BRT di halte, mereka mendapat tempat duduk, tidak perlu panas-panasan bebas asap kendaraan karena ada kaca penghalang. Lalu saat BRT datang mereka naik, duduk di dalam BRT, dingin, si Tya bahkan terlelap, si Karolina santai mendengarkan musik, si Ivan dengan buku bacaannya lalu si Icha yang melihat pemandangan kota. Si Indra yang “paling tidak” duduk diam dan santai (tidak ada kejadian buruk).
Scene 11
Waktu    : 1 menit 25 detik
Tempat  : Ruang tamu rumah Indra
Icha                     : “Ok! Jadi kali ini ga ada masalah kan? “
Tya                      : “Yup! BRT atau busway di kota ini pasti tidak jauh beda dengan di kota ku jadi aman-aman aja menurutku. I am in!“
Karolina               : “Akhirnya Tuhan, terimakasih”
Icha                     : “Hahahaa, santai Karolina! gimana Ndra? Masalah selesai kan?“
Indra                    : “Aku gak mau naik BRT!“
Karolina               : “Nah! Dia mulai lagi“
Indra                    : “Tapi emang aku gak suka opsi kalian “
Tya                      : Ok, bus sama angkot sudah kamu tolak, alasannya apalagi sekarang?
Indra                    : Aku kan cuma mikirin kemungkinan terburuk sampai akhir“
Ivan                     : “Kali ini apa lagi kemungkinannya?“
Indra                    : Bukan kemungkinan sih, lebih tepatnya aku punya pengalaman buruk sama BRT“
Icha                     : “Alhamdulillah, setidaknya kali ini dia pernah naik Ya Allah“ (menengadahkan tangan)
Indra                    : “Kok gitu sih? Aku kan jujur“
Tya                      : “Udah udah, lanjut! Pengalaman buruk apa?“
Icha                     : “BRT tuh udah level paling enak dari pada transportasi lainnya“
Indra                    : “Jadi dulu aku pergi…… “ (mulai bercerita)

Scene 12
Waktu    : 25 detik
Tempat  : BRT
 Mereka mendengarkan cerita Indra sambil membayangkan. Indra sama temennya (Retno) lagi naik BRT, terus di dalem BRT itu si Retno kecopetan, intinya dompet sama HP temennya Indra diambil copet (Nandha) dan sadarnya pas udah turun dari BRT.
Scene 13
Waktu    : 1 menit 20 detik
Tempat  : Ruang tamu rumah Indra
Icha              : “Yah, kalo kejahatan gitu mah emang gak bisa diprediksi, tapi dimana-mana pasti kalo ada kesempatan orang bisa ngelakuin tindak kriminal kan?”
Tya               : “Yoi, lagian kan pencopet itu juga belum tentu ada  di BRT yang kita naikin, BRT kan banyak jumlahnya.”
Karolina        : “Iyalah!!! Kamu masak masih mikir si pencopet bakal tetap di BRT yang sama? Udah ganti tempatlah pasti.”
Indra             : “Pokoknya gak mau!”
Tya               : “Coba semua orang berpikiran kayak kamu semua pasti gak ada yang laku tuh bus, angkot bahkan BRT “ (Menggerutu)
Karolina        : “Aduh, kamu kok repot banget sih jadi orang? Yaudah apa kamu kami tinggal aja kali ya?”
Indra             : “Yo gak bisa gitu dong! Aku kan mau ikut!
Ivan              : “Terus sekarang gimana enaknya?”
Icha              : “Kamulah yang mikir, Indra, kamu kan yang dari tadi nggak setuju sama usul kita.”
Indra             : “Kalau gitu naik mobilku aja.”
(Icha, Tya, Karolina serempak memandang Indra dengan wajah kesal)
Indra             : “Apa?”
Karolina        : “Kenapa baru bilang sekarang? Kenapa nggak dari awal ngusulin?”
Tya               : “Iya! Daripada kita susah-susah mikir harus naik apa!”
Indra             : “Lha wong gak tanya o kalian itu o.”
Icha              :”Huh!” (menghela nafas) “Yaudah, ayo berangkat! Tinggal hari ini pamerannya, kalo kesorean nanti kita gak dapet apa-apa.”
Scene 14
Waktu    : 1 menit 45 detik
Tempat  : Mobil
Dalam perjalanan ke pameran, di mobil empat sekawan melanjutkan obrolan.
Indra             : “Tuh kan, enakan juga naik mobil pribadi! Udah gak usah nunggu-nunggu, gak kepanasan, nyaman, cepet nyampe lagi!”
Icha              : “Tapi kan mahal, butuh bensin pula perginya!”
Indra             : “Berkorban untuk yang lebih baik apa salahnya?”
Tya               : “Trus kan menuh-menuhin jalan, coba pake angkutan umum kan kita ikut mengurangi kemacetan!”
Indra             : “Kalo Cuma kita yang berpikir kayak gitu juga gak bakal ngurangin macet.”
Karolina        : “Kalo semua orang punya pikiran kayak kamu yang bikin kemacetan nggak berkurang.”
Indra             : “Aku cuma realistik!”
Ivan              : “Yeah, terserahlah!”
-Sesaat kemudian -
Indra             : “Aduh, kenapa nih?” (mobilnya nyendat-nyendat, lalu akhirnya mesinnya mati)
Icha              : “Tenang, coba kamu cek dulu ada masalah apa?” (mencoba menenangkan)
Tya               : “Bensinnya ada?”
Indra             : “Masih kok, baru aja aku isi.”

Ivan              : “Air radiator?”
Indra             : “Udah aku isi juga kok.”
Karolina        : “Mulai lagi nih!” (nggerutu, sebel)
-Beberapa saat kemudian –
Setelah Indra membuka kap mobil, memeriksa, menutup kap mobil lagi.
Icha              : “Gimana?”
Indra             : “Harus cari bengkel deh...”
(Icha geleng-geleng kepala)
Tya               : (mendesah, melotot sambil ngomel) “Tuh kan!”
Indra             : “...” (senyum miris sambil angkat bahu)
-Akhirnya mereka berempat nggak jadi ke pameran-
---Selesai---


Tidak ada komentar:

Posting Komentar